#6

achaish
2 min readJan 11, 2021
7 or never?

Halo, saya akhirnya punya keberanian untuk kembali menulis di Medium saya sendiri. Konyol.

Saya akhirnya menghapus tulisan saya mengenai tantangan 30 hari menulis karena-sesuai prediksi saya-hanya berhasil menyelesaikan hari pertama. Dari situ, saya tahu saya lebih suka menulis sesuka hati saya. Tanpa jadwal, tanpa ikatan.

Beberapa hari ini saya sedang diselimuti aura kurang baik karena grup kesukaan saya mengakhiri aktivitasnya. Yes, this is a K-Pop thingy.

Dulu saya enggan bilang pada orang-orang kalau saya suka K-Pop. Rasanya ketika bilang, ada jutaan mata yang menghakimi saya secara bersamaan. Perasaan ini pula yang saya jadikan topik di penelitian skripsi saya. Harapannya seminimal saya bisa mengetahui apa yang orang-orang pikirkan dan saya bisa lebih percaya diri.

Untuk beberapa orang mungkin preferensi musik bukanlah hal yang penting. Tapi bagi saya, musik bisa jadi gerbang menyenangkan untuk mengenal seseorang. Dengan tahu preferensi musiknya, biasanya saya merasa seperti bisa mengintip isi pikirannya. Saya tidak bilang selera musik menggambarkan kepribadian seseorang. Kalau diibaratkan sedang mengintip, saya hanya melihat lewat lubang kunci yang penuh dengan berkas cahaya sehingga objek yang saya intip juga terlihat samar.

Tapi ada seni disitu yang saya anggap menyenangkan dan jadi identitas kecil yang menarik.

Dengan grup kesukaan saya yang sepertinya akan memakan waktu lama untuk beraktivitas kembali, saya sekarang sedang memutar lagu-lagu lama mereka seperti kaset rusak. Berulang-ulang.

Lucunya, saya yang sedang bergumul dengan perasaan sedih disini ternyata cukup kontras dengan mereka di Korea sana. Kemarin saya menonton penampilan terakhir mereka sebagai grup dan mereka terlihat sangat bahagia. Mungkin itu rasanya keluar dari lingkungan pekerjaan yang toxic. Free at last, liberating.

Saya sebenarnya juga baru menyukai mereka beberapa bulan ini. Saya cenderung menjadi agak obsesif ketika menyukai sesuatu. Explore instagram saya akan dipenuhi dengan foto dan video mereka saking aktivitas saya memang hanya melihat-lihat itu. Lagu tema di rumah pasti berubah dengan lagu-lagu mereka. Terima kasih teknologi, dengan mengakses konten lama mereka, saya bisa fasih membicarakan mereka layaknya orang yang sudah menggemari sejak lama.

Sejauh saya menggemari musik, hanya ada tiga grup yang membuat saya seperti ini. Dua diantaranya adalah grup dari Korea Selatan. This feels kinda special, and their choice yesterday has sent my heart sinking to the deepest hole.

Jadi sekarang saya sedang berjuang keluar dari lubang kesedihan konyol ini. Salah satunya dengan menulis. So bear with me, please.

Kalau kata mereka, we’re laughing through the pain.

I am laughing through my pain.

--

--

achaish

Tempat curhat tipis-tipis. Kadang menahan tangis, kadang meringis terlalu manis. Baca sampai habis.