#8

achaish
2 min readOct 1, 2021
Yogyakarta, 2019

Halo, sudah lama sekali saya tidak menulis.
Padahal saya selalu bilang menulis adalah hal yang paling saya suka sebagai jalan mengekspresikan diri selain bicara sendiri tanpa henti.

Oh iya, sudah lebih satu tahun dari tulisan saya #5

Saya bilang pada diri saya yang kecewa pada semesta saat itu,

“Semoga semesta mendukung di saat yang tepat dan waktu yang tepat.”

Saya yang kecewa pada dunia, masih menggantungkan harapan saya pada dunia. Sedikit saja.

Ternyata, satu tahun kemudian, mimpi saya didukung semesta. Saya sekarang berhasil mewujudkan mimpi saya saat itu yaitu melanjutkan pendidikan. Doa saya terkabul! Atau mungkin doa orang tua saya, atau doa semua yang membaca tulisan saya, terima kasih!

Stop, euphoria-nya sudah sampai situ saja. Saya yang terlalu senang tidak ingat kalau melanjutkan pendidikan tentu bukan perjalanan yang mudah.

Ternyata banyak hal yang bisa membuat saya menangis setiap waktunya. Belum satu bulan perjalanan saya, rasanya begitu lelah. Sebenarnya rencana apa yang semesta kembali siapkan untuk saya?

Tetapi kali ini saya ingin berhenti menebak-nebak. Saya kembali pada prinsip awal, ayo ikuti kemana semesta membawa saya.

Hidup selayaknya nama saya, seperti air yang mengalir.

Seseorang pernah bilang pada saya, “Hati-hati, air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.”

Kalimat itu selalu terpikirkan oleh saya. Apakah benar, saya akan dibawa ke tempat yang lebih rendah?

Ternyata saya lupa, tempat lebih rendah bukan selalu berarti buruk.

Air juga bergerak menuju ke laut. Ke tempat dengan cakrawala yang lebih luas, dengan matahari yang bersinar lebih dekat, dan dengan angin yang bertiup lebih sejuk.

Sekali lagi, saya menggantungkan harapan saya pada semesta. Sedikit saja.

Semoga saya, dibawa semesta ke tempat yang lebih luas.

Dengan sudut pandang yang lebih luas.

Tentunya berbekal lapang dada yang lebih luas.

--

--

achaish

Tempat curhat tipis-tipis. Kadang menahan tangis, kadang meringis terlalu manis. Baca sampai habis.